Dicari Changemakers untuk Atasi Akses Air Minum dan Ketahanan Bencana
Suara.com - Kita semua tahu bahwa air merupakan penopang kehidupan manusia. Namun mirisnya, tak semua individu bisa mengakses air bersih ataupun air minum yang layak. Bahkan disebutkan bahwa 70% air minum yang tersedia di Indonesia berasal dari sumber non-perpipaan.
Tidak hanya permasalahan air minum layak yang masih menjadi pekerjaan bersama. Data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat bahwa 98% bencana yang terjadi di Indonesia sejak Januari sampai Agustus 2021 adalah bencana hidrometeorologi basah. Bencana terkait air ini tidak hanya menelan ratusan korban jiwa, tapi juga menimbulkan kerugian sosial ekonomi yang berat bagi jutaan masyarakat yang tinggal di area rentan bencana.
Berangkat dari dua isu tersebut, Yayasan Anak Bangsa Bisa (YABB), organisasi nirlaba yang merupakan bagian dari GoTo Group, meluncurkan Catalyst Changemakers Lab (CCL) pada 5 November 2021 lalu, guna berkolaborasi dalam mengatasi permasalahan akses air minum layak, sekaligus mengangkat isu ketahanan bencana hidrometeorologi.
CCL mengajak perusahaan rintisan (startup) dan organisasi masyarakat sipil (CSO) untuk bergabung dan melahirkan inovasi yang akan diaplikasikan di berbagai kota di Indonesia.
Baca Juga: KLHK: Galon Guna Ulang Miliki Hirarki Tertinggi untuk Kurangi Sampah Plastik
Bersama dengan Social Innovation Accelerator Program (SIAP), sebuah platform pengembangan dan akselerasi wirausaha sosial, YABB menghadirkan CCL untuk mempertemukan para pemangku kepentingan dari multisektor dengan fokus pada pendekatan pola pikir sistematik (system change thinking) dan kepemimpinan transformasional (transformational leadership).
Selanjutnya, Pilot Project akan dilaksanakan untuk memastikan solusi dapat digunakan dengan baik, sehingga pemanfaatan teknologi bisa benar-benar membantu masyarakat luas di berbagai tempat.
Dalam siaran pers yang diterima Suara.com, Monica Oudang, Chairwoman Yayasan Anak Bangsa Bisa, mengatakan bahwa ada dua isu yang membutuhkan kita semua untuk bergerak bersama. Pertama, air minum layak harus dapat diakses oleh setiap individu. Kedua, bencana terkait air semestinya tidak memberikan kerugian sosial ekonomi yang berat kepada masyarakat.
"Dengan prinsip gotong royong yang selalu menjadi DNA kami, YABB berkomitmen untuk mendorong perubahan yang mengakar dan berkesinambungan. Kami berharap CCL dapat menjadi langkah perubahan pada sistem dengan memanfaatkan kolaborasi, inovasi dan teknologi. Hal ini pun kami lakukan dalam mendukung upaya pemerintah demi terwujudnya masyarakat Indonesia yang dapat menikmati air minum layak dan lebih tahan terhadap bencana terkait air,â katanya.
Direktur Perumahan dan Permukiman Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Tri Dewi Virgiyanti S.T, MEM, mengatakan, âKami mengapresiasi upaya yang dilakukan oleh YABB dengan membentuk kolaborasi para changemakers mulai dari perusahaan rintisan (start up), organisasi masyarakat sipil (CSO) serta komunitas untuk membantu percepatan akses terhadap air minum layak dan aman. Hal ini sesuai dengan target pemerintah dimana seluruh masyarakat Indonesia memiliki akses terhadap air minum layak di tahun 2024, termasuk 30% akses air minum perpipaan, dan 15% akses air minum yang aman.â
Baca Juga: BPOM Tegaskan Belum Ada Risiko Kesehatan Terkait Mikroplastik
Co-Founder and Managing Partner Social Innovation Accelerator Program (SIAP) William Hendradjaja menambahkan, âKami bangga menjadi bagian dari Catalyst Changemakers Lab (CCL) yang mengkombinasikan penggunaan teknologi yang inovatif dan sesuai dengan kebutuhan di berbagai daerah. CCL akan melanjutkan rangkaian program dengan kampanye aktivasi untuk menyatukan para pemangku kepentingan dalam membahas isu air di Semarang, Makassar, dan Bandar Lampung. Karena itu kami mengajak seluruh elemen masyarakat untuk terlibat.â
0 Response to "Dicari Changemakers untuk Atasi Akses Air Minum dan Ketahanan Bencana"
Post a Comment